Tuesday, June 06, 2006

BAHAGIA

Ada yang mengatakan, bahagia itu didapat oleh orang yang mempunyai kekayaan cukup. Karena jika ada kekayaan, segala yang dimaksud tentu tercapai. Orang kaya di mana dia tinggal perkataannya didengar orang, salah-salah sedikit cepat dimaafkan orang. Wang laksana madu lebah segala macam semut dan dan kumbang datang mengirup manisannya. Sengasara itu kemiskinan, meskipun benar perkataan yang keluar dari bibir, kebenaran itu tidak akan tegak karena tidak bertulang-punggung. Tulang-punggung ialah harta. Didalam majlis, yang kaya raya dikhaskan dikepala rumah. Sedangkan si miskin di muka pintu saja.
Ada yang mengatakan, bahawa bahagia dan kemulian itu pada nama yang masyhur dan sebutan yang harum, mentereng, dijadikan orang buah mulut, dipuji ketengah dan ketepi. Itulah bahagia; katanya, yang lebih berharga dari harta-benda, kerana kekayaan dunia tidaklah akan dibawa mati, tetapi "nama baik" tetap diingat orang.
Orang fakir mengatakan bahagia pada kekayaan
Orang sakit mengatakan bahagia pada kesehatan
Orang berdosa mengatakan bahawa suci itulah kebahagiaan
Orang bercinta mengatakan hasil maksudnya itulah bahagia.
Pemimpin mengatakan kemerdekaan dan kecerdasan ummat bangsanya itulah bahagia
Seseorang perawan kampung bernama Asma binti Bahdal, yang dikawini oleh Mu'awiyah bin Abu Sufyan (khalifah) mengatakan bahagianya apabila dapat kembali ke hutan rimba, di pondok buruknya walaupun dia didalam istana dan isteri kepada kalifah.
Bingung bila memikirkan hal ini . Dimanakah sebenarnya bahagia itu.
PERBAGAI PENDAPAT MENGENAI BAHAGIA
Yahya bin Khalid Al-Barmaky, seorang Wazir dari keturuanan Bani Abbas di tanya apa itu bahagia? Jawabnya: "Sentosa perangai, kuat ingatan, bijaksana akal, tenang dan sabar menuju maksud."
Hutai'ah pula pernah ber syair mengenai bahagia
"Menurut pendapatku, bukanlah kebahagiaan itu pada mengumpul harta benda;
Tetapi taqwa akan Allah itulah bahagia.
Taqwa akan Allah itulah bekal yang sebaik-baiknya disimpan.
Pada sisi Allah sajalah kebahagiaan para orang yang taqwa. "
Zaid bin Tsabit bersyair :
"Jika petang dan pagi seorang manusia telah beroleh aman sentosa dari gangguan manusia, itulah dia orang yang bahagia."
Ibnu Kaldun berpendapat :
"Bahagia itu ialah tunduk dan patuh mengikut garis yang ditentukan Allah dan berperikemanusiaan."
Abu Bakar Ar-Razi tabib Arab mengatakan :
"Bahagia yang dirasakan oleh seorang tabib, ialah jika ia dapat menyembuhkan orang sakit dengan tidak mepergunakan obat, cukup dengan mempergunakan aturan makanan saja."
Imam Al-Ghazali berpendapat :
"Bahagia dan kelezatan yang sejati iala bilaman dapat mengingat Allah."

No comments: